Rabu, 13 Agustus 2008

unfinished revolution

63 Tahun Kemerdekaan RI; Unfinished Revolution

Kemerdekaan Indonesia telah menembus waktu 63 tahun. Waktu yang sebenarnya cukup bagi suatu bangsa untuk menjadi suatu bangsa yang berdaulat penuh. Soekarno pernah mencanangkan suatu pemikiran yang menjadi tujuan revolusi Indonesia yaitu Trisakti; berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik, dan mempunyai karakter nasional di bidang kebudayaan. Itulah ketiga pilar tujuan revolusi, karena revolusi tak hanya berhenti setelah Proklamasi dikumandangkan pada 17 agustus 1945.

63 tahun Indonesia telah merdeka. Berbagai konsep demokrasi telah diterapkan dari demokrasi liberal sampai demokrasi Pancasila, tiga orde telah dilalui dari lama sampai reformasi. Kesemua itu tak mengidentifikasikan revolusi Indonesia telah mencapai tujuan akhirnya.

63 tahun kemerdekaan ternyata tidak cukup mampu membuat Bangsa dan Negara Indonesia mencapai kemerdekaan yang sepenuhnya. Indikasi-indikasi yang menunjukan hal itu antara lain; di bidang ekonomi Indonesia belum mampu membentuk suatu system yang yang tangguh dan berdikari. Indonesia hanya menjadi lahan eksploitasi dan pasar bagi korporasi internasional yang menganut paham neoliberal. Malah hal tersebut diperlancar dan dilanggengkan oleh para teknokrat-teknokrat dan birokrat-birokrat Indonesia yang kalau meminjam istilah Franzt Fanon digambarkan sebagai orang hitam bertopeng putih. Di bidang politik Indonesia hampir sama keadaannya seperti di bidang ekonominya,.indonesia tak mempunyai sebuah system politik yang mapan, baik dalam hal politik dalam negeri maupun politik luar negerinya. Di era sekarang Indonesia tak mempunyai diplomat sekaliber Adam Malik yang mampu membuat Indonesia disegani di dunia Internasional. Sekarang Negara-negara lain dengan mudahnya mengintervensi kebijakan-kebijakan pemerintah Indonesia, bahkan mereka dengan mudahnya melanggar kedaulatan Negara Indonesia dengan cara mencaplok wilayah Negara Indonesia. Dalam hal politik dalam negeri-pun tak menunjukkan indikasi kemajuan yang signifikan. Kebijakan desentralisasi malah menciptakan para raja kecil di daerah yang bertindak bak predator-predator yang memangsa sumber daya daerah hanya untuk kepentingan pribadinya. Di sector kebudayaan, budaya-budaya bangsa hanyalah dijadikan komoditas pariwisata yang komersil. Padahal esensi kebudayaan suatu bangsa bukanlah sekedar tari-tarian ataupun hasil kerajinan daerahnya. Yang lebih utama adalah kepribadian, moralitas dan kecerdasan bangsa tersebut. Bangsa Indonesia dibuat bodoh karena sejarah yang dimanipulasi orde baru menyebabkan suatu reifikasi dalam masyarakat Indonesia.

Sungguh ironis keadaan Indonesia. Bangsa yang besar, kaya dan unik tapi tak mampu berdikari di bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik, dan tak mempunyai karakter nasional dalam berkebudayaan. Semua menunjukkan bahwa revolusi belum usai bung!!!

Tidak ada komentar: